Telaahan Pengembangan Bandar Udara Baru di Pantai Pakis Jaya Karawang Sebagai Reliever Bagi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

Main Article Content

Yati Nurhayati
Susanti Susanti
Minda Mora
Tito Yusmar

Abstract

Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta merupakan Bandar Udara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Selama 15 tahun ke depan, pergerakan penumpang di Bandar Udara Soekarno Hatta diperkirakan akan mencapai 70 – 100 juta penumpang/tahun. Dengan adanya kondisi tersebut, dibutuhkan bandar udara baru di wilayah metropolitan DKI untuk mengakomodasi lonjakan pertumbuhan transportasi udara. Pada kajian ini dilakukan telaahan kelayakan lokasi Pantai Pakis Jaya sebagai lokasi bandar udara baru. Telaahan ini dilakukan berdasarkan 8 kriteria, yaitu ruang udara, keselamatan, aksessibilitas dan infrastruktur, lahan, kondisi alam, obstacle, biaya serta dampak sosial dan lingkungan. Berdasarkan analisis lahan dan obstacle, area Pantai Pakis Jaya Karawang layak dijadikan sebagai lokasi bandar udara baru karena tidak membutuhkan pembebasan lahan tidak terdapat obstacle yang menghalangi pesawat udara untuk melakukan pendaratan dan lepas landas. Namun, apabila ditinjau dari sisi ruang udara, keselamatan, aksessibilitas dan infrastruktur, kondisi alam, biaya serta dampak sosial dan lingkungan, Pantai Pakis Jaya ini kurang layak untuk dijadikan lokasi bandar udara baru.

[New Airport Development Analysis in Pantai Pakis Jaya Karawang as a Reliever for Soekarno -Hatta International Airport] Jakarta Soekarno-Hatta International Airport is the biggest and the busiest airport in Indonesia. It is forecasted that passengers movement in this airport will reach 70 – 100 million passenger/year for the next 15 years. Seeing the condition of this airport as a concern, new airport in the area around DKI Jakarta is required to accomodate the surge of air transportation growth that Soekarno-Hatta itself already in overcapacity state. One of possible area to be set for the new airport development namely Pantai Pakis Jaya Karawang is analyzed in this study. The analysis was conducted based on 8 criteria; airspace, safety, accessibility and infrastructure, land, natural condition, obstacle, cost, social and environmental impact. The results of land and obstacle analysis indicate that Pantai Pakis Jaya Karawang is feasible as the new airport location due to it does not require land acqusition and there are no obstacles that can block the aircraft movement. However, the analysis results for airspace, safety, accessibility and infrastructure, natural condition, cost, and social and environmental impact show that Pantai Pakis Jaya Karawang is less feasible as the location for the new airport.


Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section

Article

References

__________________. (2012). Masterplan Study For Multiple Airport Development Greater Jakarta Metropolitan Area. Japan International Cooperation Agency (JICA).

__________________. (2009). Aerodrome Part 139. Civil Aviation Safety Regulation.

__________________. (2005). Article 156 Of The Air Navigation Order, International Civil Aviation Organization (ICAO).

Aeronautical Information Publication (AIP) Indonesia.

L. Robert Kimball. (2008). Airport Feasibility Study. Kimball Associates.

Cheung Kwok Law, Japhet Sebastian Law, Dicky Siu Man Tse. (2007). An Investigation Of Airspace Congestion & Possible Air Traffic Management Integration In The Pearl River Delta Region of Southern China. Aviation Policy And Research Center, The Chinese University Of Hong Kong, Shatin, New Territories.

Dr. Ir. Ruchyat Deni Djakapermana M.Eng. (2010). Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan. Kementerian Pekerjaan Umum.

Moch. Choirul Huda. (2013). Pengaturan Perizinan Reklamasi Pantai Terhadap Perlindungan Lingkungan Hidup. Perspektif Volume XVIII No. 2 Tahun 2013 Edisi Mei.

www.westwingsinc.com/airspace_explained, diakses selama Desember 2014.

www.aopa.org/-/media/Files/AOPA/Home/PilotResources/ASI/Safety-Advisors/sa02.pdf, diakses tanggal 29 Desember 2014